- Jumat, 27 Oktober 2023, 16:00:00
- Admin
- 1111 dibaca
- Kemenkes, Ditjen P2P, Ditjen Kesmas, B/BTKLPP, BBTKLPP Yogyakarta, BBLabkesmas, Kunjungan, BPKP
BBTKLPP Yogyakarta menerima kunjungan dari tim kerja Pusat Kebijakan Sistem Ketahanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan pada Kamis (26/20/2023) yang bertempatan di Ruang Rapat Kepala (RRK) BBTKLPP Yogyakarta.
Ketua tim dr. Ni Ketut Susilarini, MS beserta anggota diterima hangat oleh Kepala BBTKLPP Yogyakarta, dr. Darmawali Handoko, M. Epid yang didampingi oleh jajaran dan para fungsional terkait laboratorium dan surveilans.
Kunjungan yang dilakukan tersebut dalam rangka konfirmasi lapangan terkait penyusunan rekomendasi kebijakan penguatan pengendalian resistensi antimikroba dengan mengintegrasikan Whole Genome Sequencing (WGS) ke dalam surveilans resistensi antimikroba (AMR) di Indonesia.
Secara singkat, surveilans resistensi antimikroba merupakan salah satu aksi pengendalian resistensi antimikroba yang tertuang dalam Global Action Plan on AMR dan Rencana Aksi NAsional Pengendalian Resistensi Antimikroba yang tercantum dalam Permenko PMK No 7 tahun 2021. Data resistensi antimikroba yang dikumpulkan melalui surveilans dipergunakan untuk memonitor efektifitas intervensi pengendalian resistensi antimikroba dan dasar kebijakan pengendalian resistensi antimikroba.
Mengawali kegiatan dr. Ni Ketut Susilarini, MS menyampaikan paparan terkait latar belakang dan tujuan kunjungannya. Saat ini kami akan melakukan konfirmasi lapangan dan minta masukan sebanyak-banyaknya untuk penguatan pengendalian resistensi antimikrobia di Indonesia, ujar dr. Ni Ketut diakhir presentasinya.
Sejalan dengan diskusi dan setelah berkeliling di laboratorium BBTKLPP Yogyakarta dr. Ni Ketut menyampaikan bahwa dalam penyusunan rekomendasi kebijakan ini akan disampaikan beberapa rekomendasi, salah satunya perlu menambah laboratorium rujukan nasional untuk AMR yang dapat mencakup wilayah yang lebih luas di Indonesia.
Sebagai bagian dari transformasi layanan primer, BBTKLPP Yogyakarta kedepan merupakan Laboratorium kesehatan masyarakat (Labkesmas) di tier 4 atau tingkat regional, dan berkemampuan melakukan pemeriksaan genomik dengan whole genome sekuensing sehingga dapat memperkuat surveilans resistensi antimikrobia di Indonesia, tentunya bersama beberapa Labkesmas lainnya yang tersebar di wilayah Indonesia.